Tips Finansial : Kebiasaan Keuangan Yang Baik, Ada seorang teman yang kehidupannya terlihat sangat enak: tiap hari menggunakan taksi untuk berangkat kerja, menggunakan pakaian bermerek terkenal, seminggu sekali nyalon, ngopi di kedai kopi ternama setiap pagi, makan enak di restoran mewah, tiba-tiba mengeluh sama saya.
“Wi, keuangan gue koq begini-begini aja ya?
“Maksud loe?”
“Ya begini-begini aja. Penghasilan gue hanya pas untuk biaya hidup gue sebulan. Kadang tanggal 20 malah sudah habis dan gue harus gesek kartu kredit. Gue ga punya tuh yang namanya asset deposito, reksa dana, apalagi rumah. Paling cuma asuransi aja yang gw ambil dari dari temen gw, ‘kan tiap bulan langsung debit dari rekening gue. Nilainya ga terlalu gede sih, tapi sadar ga sadar cuma itulah asset yang gue punya.”
Temans, kehidupan kita ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang setiap hari kita lakukan. Begitu juga dalam hal keuangan. Kebiasaan keuangan yang baik akan mendatangkan kekayaan pada kita, dan sebaliknya kebiasaan keuangan yang buruk akan membuat kita ‘kelihatan’ kaya. Lihat perbedaannya? Kaya dan ‘kelihatan’ kaya itu adalah dua hal yang sama sekali berbeda lho!!!
Nah sekarang kita akan membahas apa sih kebiasaan yang baik secara keuangan yang dapat dilakukan oleh semua orang sehingga mereka bisa menjadi kaya beneran.
Kebiasaan 1: CIPTAKAN UANG LEBIH
Kunci utama dari keuangan yang sehat adalah UANG LEBIH alias kelebihan pendapatan dibandingkan pengeluaran. Lawannya adalah defisit alias besar pasak daripada tiang, pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Setelah mendapatkan uang lebih, maka uang itu harus diinvestasikan dengan baik sehingga dari investasi tersebut akan mendapat keuntungan. Istilah kerennya adalah uang bekerja untuk menghasilkan uang.
Bagaimana caranya menciptakan uang lebih? Mulailah dengan mencari cara untuk memperbesar penghasilan. Caranya bisa bermacam-macam, mulai dari mengumpulkan lebih banyak lembur, cari pekerjaan sampingan, buka warung di rumah, dan lain-lain yang sesuai dengan kehidupan anda.
Setelah menambah penghasilan, langkah kedua adalah mengurangi pengeluaran. Caranya dengan membuat daftar pengeluaran anda selama sebulan dan kemudian menentukan pengeluaran mana saja yang bisa dikecilkan atau bahkan dihilangkan. Rekreasi keluarga dengan nonton bioskop dan makan di mall setiap minggu misalnya, bisa dikurangi menjadi dua minggu sekali atau bahkan sebulan sekali. Jika sekali pergi menghabiskan 200 ribu, maka hanya dengan melakukan hal ini anda sudah bisa menghemat 400-600 ribu setiap bulannya.
Setelah menambah penghasilan dan mengurangi pengeluaran, maka pastinya anda akan memiliki surplus dana setiap bulannya. Nah, dana surplus ini haruslah diinvestasikan. Ada berbagai instrumen investasi di luar sana, mulai dari tabungan, deposito, reksa dana, asuransi unit linked, dan lain-lain. Mana yang paling baik untuk anda? Yuk kita lihat kebiasaan kedua:
Kebiasaan 2: KELOLA RESIKO
Berinvestasi adalah mengambil resiko. Tidak ada investasi tanpa resiko. Perlu bukti? Misalnya uangnya disimpan di dalam kaleng lalu dipendam di dalam tanah, ada resiko kecurian, ada resiko kalengnya karatan lalu uangnya rusak, ada resiko kebanjiran lalu kalengnya terbawa banjir. Taruh di bank? Resiko nya banknya bangkrut. Bisnis? Kalau bisnisnya gagal, uangnya hilang dong?
Begitu banyak resiko yang ada. Bagaimana cara menyikapinya? Langkah pertama adalah memutuskan bahwa resiko adalah bagian dari sebuah investasi. Tidak ada investasi yang tanpa resiko, maka hadapilah. Dan yang pasti resiko terbesar yang pasti terjadi terhadap sebuah investasi adalah: Inflasi atau penurunan nilai uang. Lho… Apakah nilai uang turun? Benarkah?
Hmm… Masih ingat tahun 2003? Berapa harga bensin waktu itu? Kebetulan kemarin saya baru buka majalah tahun 2002 dan ternyata saat itu masyarakat sedang demo karena akan ada kenaikan harga bensin premium dari Rp. 1.750 menjadi Rp. 1.810. Dan berapakah harga premium tahun 2015? Ya, Rp. 7.300. Dan itu berarti ada kenaikan harga premium sebesar 417% selama masa 13 tahun terakhir. Inilah yang dinamakan inflasi. Jika anda memegang uang sebesar Rp. 50 ribu di tahun 2002, maka anda dapat membeli 28,6 liter bensin premium, tapi saat ini anda hanya bisa membeli 6,85 liter bensin premium dengan uang yang sama. Nilai uang menurun!
Nah, jika anda mengambil keputusan untuk menaruh uang di tempat yang sangat aman, safe deposit box di bank misalnya, maka uang anda tetap terkena resiko, yaitu resiko inflasi. Untuk itu anda perlu mempertimbangkan untuk mengambil instrumen investasi yang pertumbuhannya akan lebih besar daripada inflasi.
Nah, setelah memiliki surplus dan menginvestasikan dana anda, ada satu hal lagi yang perlu dilakukan yaitu:
Kebiasaan 3: RUTINITAS
Repetition is mother of all skills: pengulangan adalah ibu dari segala keahlian. Lakukan dua hal di atas dengan rutin, maka uang anda akan segera mulai bekerja untuk anda dan menghasilkan uang lagi.
Dengan melakukan ketiga kebiasaan tersebut di atas, maka kondisi keuangan anda pasti akan menjadi lebih baik lagi setiap bulannya. Karena selain penghasilan yang didapat dari tempat anda bekerja saat ini, uang yang ada di dalam simpanan anda pun ikut bekerja juga untuk menghasilkan uang lagi bagi anda.
Salam sukses!!!
Mari kita jadi ibu Ibu yang pintar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar