Kamis, 03 Maret 2016

Diary Keluarga : Menjadi Ibu Rumah Tangga yang bekerja

Diary Keluarga : Menjadi Ibu Rumah Tangga yang bekerja - Sebagai ibu yang dari satu orang anak, aku pun sermpat merasakan kerja kantoran walaupun akhirnya di awal pernikahan aku bersepakat berkomitmen untuk lebih fokus bekerja di rumah, ataupun melalui jalur informal di luar kantor aku bekerja sebelumnya. Keinginan memiliki waktu yang lebih fleksible, waktu yang lebih banyak serta menchallenge diri sendiri melakukan hal hal yang aku suka.



Mengenai sindiran ibu bekerja

Mengenai sindiran sindiran beberapa pihak tentang mengapa menitipkan anak di asuhan dan pengasuhan tempat penitipan atau dititipkan ke orang tua, aku merasa lebih berada pada posisi abstain, satu karena keputusan itu pasti ada alasannya masing masing, kedua, karena aku juga makhluk sosial dimana sehari hari aku berteman dengan kedua belah pihak dan memang tidak bisa dimana pihak yang benar dan mana pihak yang tidak benar. Engga enak rasarya untuk memisahkan antara kehidupan di media sosial dan kehidupan keseharian yang pasti aku bertemu fisik dengan masing masing orang dari pihak bersebrangan.

Untuk anakku sendiri, karena pak suami pun juga punya ketakutan yang sama dengan aku tentang biaya hidup, pendidikan bila aku bekerja full time di kantoran serta ambisi kita juga, mungkin keputusan kita, adalah yang terbaik untuk kita, Kami engga menyebutkan ini yang terbaik pula buat orang lain, hanya kami merasa cukup nyaman dengan pilihan hidup dan cara kita mengelola kehidupan kami. Pak suami dengan segala urusan interior dan pembuatan Kitchen nya, aku lebih di Jasa Bikin Seragam ku


Prioritas selalu untuk keluarga.

Berada di lingkungan apapun, antara bekerja full time di rumah atau yang memilih kerja kantoran memang punya dampak dan konsekuensi sendiri sendiri. itu yang tiap person harus sadari, keterbatasan waktu di luar rumah harus dicover dengan apa yang bisa diganti saat istirahat, prioritas mengangkat telpon bila ada telpon masuk ataupun melakukan pertemuan ambil raport misalnya.

Value both Quantity and Quality with family.

Buat aku kuantitas waktu dan kualitas waktu dua duanya penting, "janganlah beralasan' kata pak suami, jadi dari komitmen kita berikan untuk berkeluarga , adalah penting untuk secara bergantian menjaga kualitas dan kuantitas waktu dengan keluarga terutama anak.

Mudah mudahan share ku ini bisa menjadi bahan pembicaraan yang membangun kamu dengan pasangan, sekali lagi sih.. aku engga bilang posisiku yang membuka usaha sendiri dan berusaha berwira usaha menjadi solusi terbaik, karena pasti juga dibuutuhkan skill, keinginan kuat serta pengorbanan yang mungkin engga setiap orang mau lakukan.                                                                                                                                                                          




Tidak ada komentar:

Posting Komentar